Situasi Ekonomi Indonesia Mengarah ke Depresi



Jakarta - Ketidaktetapan keadaan yang berlangsung sekarang ini karena epidemik COVID-19 berimbas pada terusiknya ekonomi serta sosial di penjuru dunia. Beberapa negara telah merasai efeknya berbentuk krisis ekonomi.


Indonesia disebut tinggal menanti waktu seperti negara yang lain yang alami krisis. Walau masih ada sebulan sisa (September), tetapi waktu itu dipandang masih kurang.


Beberapa tanda memperlihatkan jika Indonesia semakin dekat ke arah jurang krisis. Paling anyar ialah berlangsungnya deflasi sekitar 2x beruntun. Ditambah inflasi pokok Agustus 2020 tertera sebesar 0,29 %. Angka itu menggambarkan jika daya membeli warga masih rendah.


Menurut Ekonom INDEF Bhima Yudhistira, keadaan ekonomi yang berlangsung sekarang ini mulai ke arah pada stres ekonomi. Hal tersebut tercermin dari perbandingan situasi kritis ekonomi di 2008 yang masih tetap mencatat inflasi sebesar 11,06 %, sesaat sekarang ini malah alami deflasi dua bulan beruntun.


TARUHAN JUDI SABUNG AYAM ONLINE MENGUNTUNGKAN "Kondisinya ke arah pada stres. Perlu diamati loyonya bagian keinginan kelas menengah bawah karena kehilangan penghasilan. Sesaat kelas atas atau pemilik simpanan di atas Rp5 miliar condong meningkatkan simpanan di bank," kata Bhima pada IDN Times, Kamis (3/9/2020).


Dengan beberapa usaha yang dilaksanakan pemerintah sekarang ini, lanjut Bhima, daya membeli warga belum terjaga cepat sembuh. Situasi itu jelas akan memukul beberapa aktor usaha yang lain.


"Kejadian deflasi akan memukul produsen bertambah dalam, serta telah dikasih potongan harga atau diskon juga belum pasti berlangsung peningkatan omzet," papar ia.


Bhima memberikan tambahan, pada awal 2021 perekonomian dalam negeri belum betul-betul terjaga akan tumbuh positif. Pemicunya, vaksin virus corona belum dibuat massal. Di lain sisi, jumlah masalah positif virus corona sampai sekarang ini terus bertambah.


"Kan dasarnya vaksin telah diketemukan serta dibuat massal. Walau sebenarnya belumlah ada yang mass pasar kan semua masih clinical trial. Selanjutnya epidemik kurvanya (harus) dapat didesak. Saat ini saja masalah positif harian masih tembus di atas 3.000 /hari. Warga jadi tidak percaya diri berbelanja. Walau sebenarnya mengonsumsi kontributor paling besar ekonomi. Jika motor intinya tidak maksimal ya sulit recovery cepat," katanya.


Postingan populer dari blog ini

updating ethics and cybersecurity skills of all board members

This was actually rather a huge space in our comprehending of exactly just how

Keep The Dogs Hidden